Wastra: Macam & Ragam

0 Shares
0
0
0
0

Coba bayangkan Kawan Wastra, jika semua jenis kain yang ada di Indonesia dihitung jumlahnya berdasarkan perbedaan cara pembuatan atau motifnya, akan ada berapa banyak macam wastra yang dapat kita temukan? Pada tahun 2017 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 33 jenis kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.  Namun belum ada penghitungan valid yang bisa menjadi acuan untuk total jenis wastra di Indonesia. 

Kawan Wastra bandingkan saja dengan beranekaragamnya kebudayaan dari ujung Barat ke ujung Timur dan dari ujung Utara ke ujung Selatan Indonesia. Sebagai gambaran saja, untuk kain batik sendiri, ada 5.849 macam motif yang berbeda yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2015 oleh Bandung Fe Institute dan Sobat Budaya. Nah, kalau batik saja sudah sebanyak ini, bagaimana dengan jenis kain lain? 

Agar lebih mudah bicara tentang macam-macam wastra di Indonesia, kita bisa mencoba dengan mengelompokkannya terlebih dahulu. Secara garis besar, wastra bisa dibedakan menjadi dua kategori besar jika dilihat dari rancangan motifnya. Ada yang disebut dengan reka rakit (desain struktur) dan satu lagi disebut reka latar (desain permukaan). Perbedaan kuncinya terletak pada kapan kainnya dihias, baik itu diberi warna maupun diberi motif tertentu. 

Pada kategori reka rakit, menghias kain dilakukan secara bersamaan pada waktu kain sedang dibuat. Contohnya, pada tenun, kain dibuat dengan menenun benang-benang sekaligus membentuk motif yang akan menjadi hiasan akhir kain nanti. Kain ini bisa dibuat dengan menggunakan alat tenun gedogan atau menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Tentu saja teknik menenun bisa berbeda, motifnya pun bisa bermacam-macam tergantung di mana tempatnya berkembang. Beberapa kain tenun dari Indonesia misalnya kain tenun ikat Sumba dari Sumba dan Gringsing Tenganan dari Bali. 

Tenun ikat Sumba di Pameran Hilu Ngara Galeri Wastraku.

Sementara itu, untuk kategori reka latar, pemberian hiasan dilakukan setelah kain telah selesai dibuat. Termasuk di dalam kategori ini adalah kain-kain yang dibuat dengan teknik seperti batik, jumputan, sulam dan bordir. Kain batik sendiri merupakan kain yang dibuat dengan menggunakan malam sebagai perintang warna. Ada yang ditulis dengan canting dan ada yang menggunakan cap. Batik merupakan jenis kain tradisional yang dapat ditemukan secara luas di Indonesia. 

Baca Juga:  Mengintip Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan

Adapun jumputan merupakan kain yang dibuat dengan teknik menjumput bagian-bagian kain untuk diberi warna. Proses pembuatannya mirip dengan motif tie dye yang beberapa waktu ini cukup populer di kalangan penggemar fashion. Kain jumputan dapat ditemukan di Palembang. Daerah-daerah seperti Solo, Yogyakarta dan Pekalongan pun mengembangkan kain dengan teknik ini. 

Kain-kain tradisional di Indonesia ada pula yang diberikan motif dengan cara disulam atau dibordir. Contohnya kain sulaman usus dari Lampung yang disulam dengan tangan dan motifnya memang menyerupai bentuk usus. Kemudian dari Aceh ada kain kerawang khas Gayo yang dibuat dengan cara membordir motif-motifnya yang merupakan simbol petuah leluhur.  

Pembuatan kain dari kulit kayu juga termasuk dalam kategori reka latar. Serat-serat kayu dikeluarkan lalu dimasak dan difermentasi. Hasilnya ini kemudian dipukul-pukul hingga rata menyerupai kertas. Setelahnya, kain dapat diberikan warna atau motif. Teknik ini dikembangkan dan masih dapat ditemukan di daerah Sulawesi Tengah sampai sekarang meskipun sudah terancam punah. 

Kain kulit kayu ditampilkan di Pameran Wastra Nir Batik Museum Tekstil Jakarta.

Kawan Wastra, itulah beberapa jenis kain di Indonesia jika ditilik dari jenis pembuatannya. Tentu saja untuk setiap jenis kain, teknik pembuatannya masih bisa berbeda dari yang lain walaupun berada di kategori yang sama. Kita juga belum berbicara tentang teknik pewarnaan ataupun ritual perajin yang juga sangat berkaitan erat dengan proses pembuatan kain. Jadi, ikuti terus unggahan Wastra Raya untuk menggali lebih tentang kekayaan wastra Indonesia. (KL)

0 Shares
You May Also Like