Tenun Ikat berwarna orange

Apa itu Wastra?

0 Shares
0
0
0
0

Wastra, wastra, wastra. Mungkin kita sering mendengar kata ‘wastra’. Mungkin kita sering datang ke acara-acara bertema wastra. Mungkin kita juga bisa berkata, “Oh, batik itu wastra Indonesia. Tenun juga wastra nusantara.” Namun apakah kita bisa menjelaskan secara gamblang jika ada yang bertanya pada kita, “Apa itu wastra?”

Wastra merupakan sebuah istilah yang diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti kain. Menurut Kamus Mode Indonesia, wastra mengacu pada kain yang dibuat dengan cara apapun – termasuk rajutan dan kulit kayu – dan tidak harus dikembangkan secara tradisional. Bedanya dengan tekstil, tekstil cenderung mengacu pada tenunan mesin.

Berangkat dari pemaparan tersebut, dapat kita mengerti bahwa wastra merupakan kain yang dibuat dengan cara apapun, asal tidak menggunakan mesin. Dan bila kita berbicara soal wastra nusantara, itu berarti semua kain yang tidak dibuat dengan mesin dan tersebar di seluruh nusantara.

Ragam wastra Sulawesi

Wastra nusantara beragam. Ada yang dibuat dengan teknik perintang warna menggunakan lilin malam. Kita menyebutnya batik, yang tersebar di Jawa dan Bali. Ada pula wastra yang dibuat dengan cara ditenun. Kita bisa menemukannya dalam bentuk ulos di Sumatera bagian utara, songket di Sumatera bagian tengah dan selatan, poleng di Bali, dan berbagai kain tenun lainnya di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan sekitarnya. Tenun sendiri ada banyak jenis. Ada tenun sederhana, tenun ikat, dan lain-lain. Terdapat juga wastra yang dibuat dengan teknik jumputan, yang berkembang di Jawa Tengah dan Palembang. Selain itu, di Kepulauan Sangir – Talaud, Sulawesi Utara pada awal abad ke-20, pernah berkembang wastra yang dibuat dari pelepah pisang. Sayangnya, untuk sekarang tradisi ini tidak pernah berkembang lagi. 

Sarita, wastra dari Toraja yang dibuat menggunakan perintang warna dan dilukis.

Mungkin ada banyak jenis wastra yang belum disebutkan dalam tulisan ini. Namun dari sini kita bisa mengetahui bahwa kekayaan wastra nusantara tidak akan pernah bisa dibicarakan dengan tuntas dalam sebuah tulisan singkat saja. Diperlukan usaha lebih dan ketelatenan untuk mempelajari warisan budaya nenek moyang kita. Terdapat beragam cara untuk melakukannya. Misalnya dengan menonton pameran-pameran wastra, mengunjungi Museum Tekstil yang koleksinya diganti secara berkala sesuai tema, atau dengan mengikuti kegiatan wisata wastra. Kita tinggal pilih, mana yang sesuai dengan waktu yang kita punya. Jadi, mari kita terus bersemangat untuk makin mengenal wastra Indonesia! Semoga dengan begitu, kita bisa menjawab pertanyaan orang lain pada kita mengenai apa itu wastra.

Baca Juga:  Mengintip Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan

Salam #WastraRaya untuk #IndonesiaRaya !

Daftar Pustaka

Hadisurya, Irma, et al. “Wastra.” Kamus Mode Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, 2011, pp. 223–223.

Iskandar, Sri. “Ragam Wastra Sulawesi.” Museum Seni, Jakarta, 2016.

Kusrianto, Adi. Batik, Filosofi, Motif Dan Kegunaannya. Penerbit Andi, 2013.

0 Shares
You May Also Like